GRE (Generic Routing Encapsulation) adalah sebuah tunnelling protocol
yang sebenarnya dikembangkan oleh Cisco System. Dengan menggunakan
protokol ini kita dapat melakukan enkapsulasi berbagai protokol yang
dibuat untuk kebutuhan link virtual point-to point.
Selain GRE
Tunnel pada MikroTik juga memiliki tunnelling protocol yang lain seperti
EoIP dan IPIP yang mana pembahasannya telah lalu. Baik jenis GRE, EoIP,
IPIP yang semua pada dasarnya dikembangkan sebagai 'stateless tunnel'.
Dimana ketika terdapat link tunnel yang down, maka semua trafik yang
melewatinya akan terkena drop/blackhole. Nah, untuk mengatasi hal ini
di RouterOS ditambahakan sebuah fitur 'keepalive' pada GRE Tunnel.
Dengan GRE Tunnel ini akan ditambahakn sebanyak 24 byte di packet header (4-byte
gre header + 20-byte IP header).
Studi Kasus
Kali ini kita akan mencoba bagaimana cara melakukan konfigurasi sederahana (Simple
Practice) dalam penggunaan GRE Tunnel ini. Berikut ini ada contoh topologi dimana
antar jaringan lokal akan saling koneksi via Internet dengan memanfaat GRE Tunnel
sebagai jalurnya.
Sebagai contoh diatas, kita analogikan terdapat 2 network di tempat yang berjauhan.
Diasumsikan untuk membangun infrastruktur sendiri terlalu sulit karena jarak yang
terpaut begitu jauh. Maka solusi yang lebih mudah kita akan memanfaatkan jaringan
internet dengan memanfaatkan GRE Tunnel.
Konfigurasi GRE Tunnel
Langkah pertama kita akan membuat GRE Tunnel. Untuk Router sisi A konfigurasinya
adalah sebagai berikut. Masuk ke menu Interfaces -> GRE Tunnel -> klik Add [+].
Pada parameter 'Local Address', kita isikan dengan IP Public dari Router sisi
A dan parameter 'Remote Address' kita isikan dengan IP Public dari Router sisi
B. Kemudian kita juga bisa melakukan konfigurasi pada parameter 'Keepalive'. Pada
parameter ini seperti yang telah sedikit disinggung diatas tadi bahwa ketika link
dari tunnel ini putus maka router akan menjaga interface tunnel tetap dalam keadaan
running atau dalam kata lain flag (R) pada interface tersebut tetap ada selama
nilai interval yang ditentukan. Secara default nilai dari parameter 'Keepalive' ini adalah 10s (Time Interval), 10 retries (Pengulangan).
Selanjutnya konfigurasi pada Router sisi B juga sama, namun untuk parameter 'Local Address' dan 'Remote Address' adalah
kebalikan dari Router sisi A. Jadi untuk 'Local Address' diisi dengan IP Public dari Router sisi B dan 'Remote Address' diisi dengan IP Public dari Router sisi A.
Apabila berhasil maka akan muncul sebuah interface GRE Tunnel pada menu Interfaces
sebagai berikut.
Router site A
Router site B
Selanjutnya kita akan memberi masing-masing interface GRE Tunnel dengan IP address
PTP. Hal ini berfungsi untuk melakukan routing antar jaringan lokal di masing-masing
sisi Router. Seperti contoh topologi diatas kita akan memberi IP Address 10.0.0.1/32
pada GRE-siteA dan IP Address 10.0.0.2/32 pada GRE-siteB.
Setting IP Address pada GRE Tunnel Router A
Setting IP Address pada GRE Tunnel Router B
Karena kita menggunkan IP Address Point-To-Point (IP address dengan prefix /32) maka untuk pengisian network adalah IP Address dari router lawannya. Misal,
seperti contoh diatas untuk interface GRE Tunnel router A maka network diisi dengan
IP Address dari GRE Tunnel router B. Dan begitu juga konfigurasi untuk sebaliknya.
Konfigurasi Routing
Setelah kita melakukan konfigurasi dari GRE Tunnel, kita akan melakukan routing
di masing-masing router agar jaringan lokal bisa saling komunikasi. Seperti biasa
kita masuk di menu IP -> Routes -> klik Add [+].
Untuk konfigurasi routing di Router sisi A adalah sebagai berikut.
Dan konfigurasi routing di Router sisi B adalah sebagai berikut.
0 Response to "Interkoneksi Jaringan dengan GRE Tunnel"
Post a Comment